Langsung ke konten utama

artikel Stroke


Awas Stroke Berbahaya Untuk Kesehatan

Siti Latifatul Khotidjah
D-III Keperawatan Malang Kelas I A



Wikipedia (2013) menyatakan bahwa “Stroke, atau cerebrovascular accident (CVA), adalah hilangnya fungsi-fungsi otak dengan cepat, karena gangguan suplai darah ke otak. Terjadi jika pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah ke otak tersumbat, atau jika robek atau bocor”.
Stroke dibagi menjadi dua jenis. Michel (2003) menyatakan bahwa “Secara patologi ada dua macam stroke, yaitu stroke sumbatan (stroke iskemik) dan stroke perdarahan. Stroke sumbatan terjadi ketika pembuluh darah ke otak mengalami sumbatan. Stroke perdarahan terjadi akibat dari pecahnya pembuluh darah yang menuju otak”. Michel (2003) menyatakan bahwa “Stroke sumbatan dibagi menjadi dua, yaitu sumbatan akibat thrombus dan sumbatan akibat emboli. Stroke perdarahan dibagi menjadi dua, yaitu stroke perdarahan intraserbal (pada jaringan otak) dan stroke perdarahan subarachnoid (di bawah jaringan pembungkus otak)”.
Jadi stroke adalah hilangnya fungsi otak karena gangguan suplai darah ke otak. Dapat disebabkan oleh sumbatan yang disebut stroke iskemik, dan disebabkan oleh perdarahan.
Stroke disebabkan oleh berbagai faktor. Yang digolongkan menjadi faktor yang dapat diubah dan tidak dapat diubah. Mishback (2004) menyatakan bahwa “Faktor risiko yang dapat dimodifikasi pada penyakit stroke adalah riwayat stroke, hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus, penyakit karotis asimptomatis, transient ischemic attack, hiperkolesterolemia, penggunaankontrasepsi oral, obesitas, merokok, alkoholik, penggunaan narkotik, hiperhomosisteinemia, antibodi antifosfolipid, hiperurisemia, peninggian hematokrit, dan peningkatan kadar fibrinogen. Mishback (2004) menyatakan bahwa  Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi yaitu umur, jenis kelamin, herediter, dan ras/etnis “.
Jenis kelamin merupakan salah satu faktor resiko stroke. Laki-laki lebih beresiko terkena stroke dari pada perempuan. Fitria (2013) menyatakan bahwa “Angka kejadian serangan stroke lebih rendah pada wanita daripada laki-laki. Peranan estrogen sangat penting dalam melindungi wanita dari serangan penyakit pembuluh darah. Peranan hormon juga berperan dalam keefektifan dalam terapi penyakit pembuluh darah. Kecacatan akibat stroke pada wanita harus diperhatikan, karena lebih berat dari pada laki-laki.
Namun otak yang rusak akibat penyakit stroke dapat dipulihkan dengan melakukan pemetaan ulang melalui pelatihan-pelatihan.
Wikipedia (2013) menyatakan bahwa “Serangan stroke terkait dengan keterbatasan pulihnya fungsi otak, meskipun area peri-infark menjadi lebih bersifat neuroplastik sehingga memungkinkan perbaikan fungsi sensorimotorik melakukan pemetaan ulang di area otak yang mengalami kerusakan”.
Stroke dapat menyebabkan depresi bagi penderitanya karena keterbatasan mobilitas. Ada beberapa cara untuk mengatasi depresi. Suryana (2012) menyatakan bahwa “Salah satunya adalah terapi musik. Terapi musik adalah suatu proses yang terencana bersifat preventif dalam usaha penyembuhan terhadap penderita yang mengalami hambatan dalam pertumbuhannya baik fisik, motorik, sosial, emosional, maupun mental intelegency”.

Menurut Pipit (2009) Peran keluarga dalam pelaksanaan rehabilitasi medik pada pasien stroke adalah :
1.      Sebagai Motivator
2.      Sebagai Educator
3.      Sebagai Perawat Keluarga

Menurut Mulyatsih (2008) menyatakan bahwa “Penderita stroke akan mengalami gangguan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS), sehingga diperlukan rehabilitasi tujuan utama dapat mencapai kemandirian dalam AKS. Proses pemulihan ini akan dipercepat apabila ada rangsangan untuk bergerak dari anggota badan yang lumpuh, yaitu dengan latihan.

Menurut van de Port et al. (2007) “Peningkatan terjadinya konsep diri negatif pada pasien stroke ringan disebabkan karena perubahan pemenuhan ADL (activities of daily living) misalnya urusan rumah tangga, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan mobilisasi dan kelelahan.

Menurut Kuntjoro (2008)Dukungan keluarga bagi pasien stroke sangat diperlukan selama pasien masih mampu memahami makna dukungan sosial tersebut sebagai penyokong kehidupannya. Dukungan sosial dari keluarga merupakan segala bentuk perilaku dan sikap positif yang diberikan keluarga pada pasien stroke.
Menurut Kuntjoro (2008)Adanya dukungan keluarga dapat membantu penderita menghadapi masalahnya. Tidak efektifnya koping individudisertai kurangnya dukungan keluarga dapat memicu tmbulnya perasaan yang bersifat depresi (ringan, sedang, berat) yang dapat berkembang menjadi gangguan konsep diri”.

DAFTAR RUJUKAN
1.      Festy, P. 2009. Peran Keluarga Dalam Pelaksanaan Rehabilitasi Medik Pada Pasien Stroke, (http://fik.um-surabaya.ac.id/sites/default/files/jurnal /PERAN-KELUARGA-DALAM-PELAKSANAAN-REHABILITASI-MEDIK-PADA-PASIEN-STROKE.pdf), diakses pada 1 Oktober 2018.
2.      Handayani, F. 2012. Angka Kejadian Serangan Stroke Pada Wanita  Lebih Rendah Daripada Laki-Laki, Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 1, Mei 2013;  75-7976.  (https://jurnal.unimus.ac.id /index. php/JKMB/article/view/942/994), diakses pada 1 Oktober 2018.
3.      Kartini, Murtiani, & Ilyas. 2013. Hubungan  Dukungan   Keluarga   Dengan  Perubahan Konsep Diri Pada Pasien Pasca Stroke Di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Volume 3 Nomor 1 Tahun 2013. (http://www.ejournal.stikesnh.ac.id/index.php/jikd/article/view/509/389), diakses pada 1 Oktober 2018.
4.      Mertha, I. & Laksmi, A. 2013. Pengaruh Terapi Latihan Terhadap Kemandirian Melakukan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari Pasien Stroke Iskemik, Jurnal Skala Husada Vol 10 Nomor 1 April 2013: 60-64.(http: //poltekkesdenpasar.ac.id/files/JSH/V10N1/IM%20Mertha1%20dan%20Ade%20Laksmi2%20JSH%20V10N1.pdf), diakses pada 1 Oktober 2018.
5.      Pinzon, R. & Asanti, L. 2010. Awas Stroke (hlm 2-3). Yogyakarta:Andi.
6.      Rohadirja, R, dkk. 2012. Konsep Diri Pada Pasien Stroke Ringan di Poliklinik Saraf RSUD Sumedang, (http://journals.unpad.ac.id/ejournal/search/search?query=stroke&authors=&title=&abstract=&galleyFullText=&suppFiles=&dateFromMonth=&dateFromDay=&dateFromYear=&dateToMonth=&dateToDay=&dateToYear=&dateToHour=23&dateToMinute=59&dateToSecond=59&discipline=&subject=&type=&coverage=&indexTerms=), diakses pada 1 Oktober 2018.
7.      Safitri, Agustna, & Amrullah. 2013. Resiko Stroke Berulang Dan Hubungannya Dengan Pengetahuan Dan Sikap Keluarga, (http://journal.unpad.ac.id/ejournal/article/view/679/725)
8.      Siwi, W. L. 2016. Pengaruh Pemberian Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Asuhan Keperawatan Ny. H Dengan Stroke Non Hemografik di Ruang Anyelir RSUD Wonogiri, (http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-worolouhsi-1881-1-ktiworo-i.pdf), diakses pada 1 Oktober 2018.
9.      Sofyan, A. M., Sihombing, I. Y., & Hamra, Y. 2012. Hubungan Umur, Jenis Kelamin, dan Hipertensi  dengan Kejadian Stroke, (http://ojs.uho.ac.id/index.php/medula/article/download/182/125), diakses pada 1 Oktober 2018.
10.  Wikipedia. 2013. Stroke, (https://id.wikipedia.org/wiki/Strok), diakses pada 1 Oktober 2018.
11.  Wikipedia. 2013. Stroke, (https://id.wikipedia.org/wiki/Strok), diakses pada 1 Oktober 2018.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Bahasa Indonesia

Cintai Bahasamu, Merdekakan Negerimu Nama : Siti Latifatul Khotidjah D-III Keperawatan Malang Kelas I A             Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi dan informasi semakin maju. Sekarang semuanya serba canggih dan mudah. Jarak tidak menjadi hambatan untuk tetap berkomunikasi karena tersedia alat elektronik seperti telepon, komputer, dan sebagainya. Bahkan jaringan internet memungkinkan untuk menjelajahi dunia. Dengan cepat dapat mengetahui segala hal yang sedang terjadi di dunia ini.             Namun tanpa disadari selain mendekatkan yang jauh, teknologi juga menjauhkan yang dekat. Zaman sekarang orang-orang tidak bisa terlepas dari gadget, mirisnya anak-anak sudah ketagihan dengan gadget. Mereka cenderung lebih nyaman berkomunikasi melalui telepon seluler padahal ada orang di sekitarnya yang dapat diajak berkomunikasi. Anak-anak yang seharusnya masih asik bermain dengan temannya justru asik bermain melalui gadget. Sadarkah jika negerimu masih dijajah?

Kiat-kiat menulis anti plagiasi

MENULIS YANG BAIK DAN BENAR ANTI PLAGIASI Siti Latifatul Khotidjah D-III Keperawatan Malang Kelas 1A             Dalam menempuh pendidikan sering diberikan tugas untuk menulis. Seperti dalam menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi seringkali diberikan tugas untuk membuat karya ilmiah seperti artikel, makalah, proposal, karya tulis ilmiah, maupun skripsi. Namun mahasiswa sering melakukan salin-timpa dari berbagai sumber tanpa memberikan kutipan dan mencantumkan sumber. Hal ini menyebabkan plagiasi menjadi sebuah kebiasaan yang tidak disadari dapat merugikan orang lain.             Pengertian plagiasi dalam Permindiknas No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi “Plagiat sebagai perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh angka kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagaian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menya