Langsung ke konten utama

Kiat-kiat menulis anti plagiasi


MENULIS YANG BAIK DAN BENAR ANTI PLAGIASI
Siti Latifatul Khotidjah
D-III Keperawatan Malang Kelas 1A

            Dalam menempuh pendidikan sering diberikan tugas untuk menulis. Seperti dalam menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi seringkali diberikan tugas untuk membuat karya ilmiah seperti artikel, makalah, proposal, karya tulis ilmiah, maupun skripsi. Namun mahasiswa sering melakukan salin-timpa dari berbagai sumber tanpa memberikan kutipan dan mencantumkan sumber. Hal ini menyebabkan plagiasi menjadi sebuah kebiasaan yang tidak disadari dapat merugikan orang lain.
            Pengertian plagiasi dalam Permindiknas No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi “Plagiat sebagai perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh angka kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagaian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai”.
            Menurut Didin Widyartono (2012) ada 3 faktor yang menyebabkan plagiat :
1.    Ketidaktahuan dalam pengolahan informasi
Dalam mengambil informasi baik pendapat maupun gambar harus dikutip dan diberi sumber.
2.    Kelupaan
Lupa dalam mencantumkan sumber.
3.    Kesengajaan
Secara sadar penulis sengaja tidak memberikan kutipan maupun sumber.
            Purnawan (2017) mengatakan bahwa“Hasil pemikiran yang dituangkan ke ranah publik adalah tetap menjadi hak dari penulisnya, semacam kekayaan intelektual yang tidak bisa dengan mudah diambil begitu saja. Orang yang pertama kali mengungkapkan sebuah gagasan atau hasil pemikiran ke publik, dengan demikian, akan menjadi pemilik gagasan tersebut”.
            Jadi dalam mengambil informasi kita harus mengutip dan mencantumkan sumbernya, karena informasi tersebut milik penulis. Jika kita melakukan plagiasi sama saja kita mencuri dalam bentuk pemikiran orang lain dan dapat merugikan penulis, karena dalam mendapatkan informasi tersebut penulis sudah mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, bahkan harta mereka.
            Dalam mengutip ada dua cara, yaiu secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Didin Widyartono (2015) “Kutipan langsung merupakan tindakan menyalin kalimat dari penulis asli secara langsung, sedangkan kutipan tidak langsung merupakan tindakan menyalin ide dari penulis pertama dengan ekspresi bahasa dari penulis berikutnya secara tidak langsung (parafrasa).
Berdasarkan berbagai pemaparan dan panduan tentang plagiat dan cara pencegahannya (a.l. Lipson, 2008; Roig, 2006; Mason, 2009; Harries, 2004) maupun panduan yang diterbitkan online di situs jejaring berbagai perguruan tinggi (lihat a.l. University of Melbourne; University of New York; Griffith University; University of Birmingham), “Sedikitnya ada tiga bentuk pelanggaran dalam pengutipan bahan dari karya orang lain, yaitu (1) tidak menyebutkan sumbernya dengan benar dan lengkap pada teks maupun dalam daftar rujukan, (2) tidak menggunakan tanda kutip pada kutipan langsung, dan (3) menggunakan kata-kata atau tata bahasa dari sumbernya dalam jumlah yang melampaui kepatutan”.

DAFTAR RUJUKAN
Purnawan, A. 2017. Penanaman Perilaku Anti-Plagiasi Dalam Perkuliahan Writing For Academic Assignments, (https://journal.uny.ac.id/index.php/diksi/article/view/16009), diakses pada 29 Oktober 2018.
Santoso, H. 2015. Pencegahan Dan Penaggulangan Plagiarisme Dalam Penulisan Karya Ilmiah Di Lingkungan Perpustakaan Perguruan Tinggi, (http://library.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/plagiarisme.pdf),diakses pada 29 Oktober 2018.
Wachidah, S.2013. Plagiarisme Dalam Kata-Kata Mahasiswa: Analisis Teks Dengan Pendekatan Fungsional, (http://www.linguistik-indonesia.org/images/files/Plagiarisme%20dalam%20Kata%20Kata%20Mahasiswa%20Analisis%20Teks%20dengan%20Pendekatan%20Fungsional.pdf) , diakses pada 29 Oktober 2018.
Widyartono, D. 2012. Plagiat, (http://didin.lecture.ub.ac.id/keterampilan-menulis/plagiat),diakses pada 29 Oktober 2018.
Widyartono, D.2015. Model Pembelajaran Menulis Kutipan Berbasis Blended Learning, (https://www.researchgate.net/publication/320554079_MODEL_PEMBELAJARAN_MENULIS_KUTIPAN_BERBASIS_BLENDED_LEARNING/download), diakses pada 29 Oktober 2018.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

artikel Stroke

Awas Stroke Berbahaya Untuk Kesehatan Siti Latifatul Khotidjah D-III Keperawatan Malang Kelas I A Wikipedia (2013) menyatakan bahwa “ Stroke, atau  cerebrovascular accident  ( CVA ), adalah hilangnya fungsi-fungsi otak dengan cepat, karena gangguan suplai darah ke otak. Terjadi jika pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah ke otak tersumbat, atau jika robek atau bocor ”. Stroke dibagi menjadi dua jenis. Michel (2003) menyatakan bahwa “Secara patologi ada dua macam stroke, yaitu stroke sumbatan (stroke iskemik) dan stroke perdarahan. Stroke sumbatan terjadi ketika pembuluh darah ke otak mengalami sumbatan. Stroke perdarahan terjadi akibat dari pecahnya pembuluh darah yang menuju otak”. Michel (2003) menyatakan bahwa “Stroke sumbatan dibagi menjadi dua, yaitu sumbatan akibat thrombus dan sumbatan akibat emboli. Stroke perdarahan dibagi menjadi dua, yaitu stroke perdarahan intraserbal (pada jaringan otak) dan stroke perdarahan subarachnoid (di bawah jaringan pembung

Cinta Bahasa Indonesia

Cintai Bahasamu, Merdekakan Negerimu Nama : Siti Latifatul Khotidjah D-III Keperawatan Malang Kelas I A             Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi dan informasi semakin maju. Sekarang semuanya serba canggih dan mudah. Jarak tidak menjadi hambatan untuk tetap berkomunikasi karena tersedia alat elektronik seperti telepon, komputer, dan sebagainya. Bahkan jaringan internet memungkinkan untuk menjelajahi dunia. Dengan cepat dapat mengetahui segala hal yang sedang terjadi di dunia ini.             Namun tanpa disadari selain mendekatkan yang jauh, teknologi juga menjauhkan yang dekat. Zaman sekarang orang-orang tidak bisa terlepas dari gadget, mirisnya anak-anak sudah ketagihan dengan gadget. Mereka cenderung lebih nyaman berkomunikasi melalui telepon seluler padahal ada orang di sekitarnya yang dapat diajak berkomunikasi. Anak-anak yang seharusnya masih asik bermain dengan temannya justru asik bermain melalui gadget. Sadarkah jika negerimu masih dijajah?